Kura-kura hidup di berbagai tempat, mulai daerah gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai dan laut. Sebagian jenisnya hidup sepenuhnya akuatik, baik di air tawar maupun di lautan. Kura-kura ada yang bersifat pemakan tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora) atau campuran (omnivora).
Kura-kura tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di
moncong kura-kura sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya.
Ukuran tubuh kura-kura bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Biasanya ditunjukkan dengan panjang karapasnya (CL, carapace length). Kura-kura terbesar adalah penyu belimbing, yang karapasnya dapat mencapai panjang 300 cm. Labi-labi terbesar adalah labi-labi irian, dengan panjang karapas sekitar 51 inci. Sementara kura-kura raksasa dari Kep. Galapagos dan Kep. Seychelles panjangnya dapat melebihi 50 inci. Sedangkan yang terkecil adalah kura-kura mini dari Afrika Selatan, yang panjang karapasnya tidak melebihi 8 cm.
Kura-kura berbiak dengan bertelur (ovipar). Sejumlah beberapa butir
(pada kura-kura darat) hingga lebih dari seratus butir telur (pada
beberapa jenis penyu) diletakkan setiap kali bertelur, biasanya pada
lubang pasir di tepi sungai atau laut, untuk kemudian ditimbun dan
dibiarkan menetas dengan bantuan panas matahari. Telur penyu menetas
kurang lebih setelah dua bulan (50-70 hari) tersimpan di pasir.
Jenis kelamin anak kura-kura yang bakal lahir salah satunya
ditentukan oleh suhu pasir tempat telur-telur itu tersimpan. Pada
kebanyakan jenis kura-kura, suhu di atas rata-rata kebiasaan akan
menghasilkan hewan betina. Dan sebaliknya, suhu di bawah rata-rata
cenderung menghasilkan banyak hewan jantan.
Kura-kura termasuk salah satu jenis hewan yang berumur panjang.
Reptil ini dapat hidup puluhan tahun, bahkan seekor kura-kura darat dari
Kep. Seychelles tercatat hidup selama 152 tahun (1766 – 1918).
Jumat, 21 Februari 2014
Kebiasaan hidup kura-kura
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar